Rabu, 20 Februari 2013

Karakter yang berorientasi pada tindakan


  1. Karakter yang berorientasi pada tindakan :
Merupakan karakter yang harus dimiliki dan dilakukan oleh pengusaha. Hal ini sangat penting karena salah satu ciri seorang pengusaha adalah pikirannya yang lebih berorientasi pada tindakan (action) daripada sekedar bermimpi, berkata-kata, berpikir-pikir, atau berwacana. Seorang pengusaha selalu menghadapi risiko, ketidakpastian, dan keterbatasan dalam setiap masalah yang dihadapi. Kalau dia hanya berkata-kata dan tak bertindak, segala kesempatan yang ada berubah menjadi bencana (kerugian).
Karakter untuk menjadi pengusaha yang perlu dikembangkan, diantaranya yaitu pemikirannya harus out of the box, harus berani mengambil langkah ke depan tanpa flashback ke belakang.

2.                          Sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan :
Menurut kami sikap dan tindakan bagi pribadi yang berorientasi pada tindakan merupakan sikap yang harus/wajib dilakukan oleh pengusaha itu sendiri. Tidak hanya sekedar bicara dan bermimpi. Mereka seharusnya  memiliki orientasi PDCA (plan, do, check, and action). Hal ini berarti dia tidak hanya sekedar merencanakan berbagai strategi dan taktik, tetapi juga melaksanakannya.
Secara spesifik, seorang pengusaha harus menghindari NATO (no action talk only), NADO (no action dream only) dan NACO (no action concept only). NATO hanya menghasilkan gosip/konflik, NADO menghasilkan visi, dan NACO hanya menghasilkan teori/falsafah. Jadi dapat disimpulkan bahwa sikap dan tindakan yang paling penting dilakukan oleh pengusaha adalah action.

3.                   Pengertian resiko menurut para ahli :
1) Arthur Williams dan Richard, M H
Resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode terentu
2) Abas Salim
Resiko adalah ketidaktentuan yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian
3) Soekarto
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
4) Herman Darmawi
Resiko adalah penyebaran penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan
·         Kesimpulannya :
Resiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan orang tidak menginginkannya.


4.                  Mengidentifikasi resiko potensial :
Proses manajemen risiko terdiri dari beberapa langkah dimana langkah paling awal adalah mengidentifikasi risiko-risiko yang potensial terjadi yang dapat membahayakan tercapainya tujuan strategis perusahaan.
Tujuan dari mengidentifikasi risiko adalah untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko-risiko apa saja yang ada dan yang diantisipasi akan terjadi yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Oleh karena itu, untuk mengidentifikasi risiko kita dapat mulai dengan mengenali sumber-sumber penyebab terjadinya permasalahan atau dari permasalahan itu sendiri :
• Analisa sumber-sumber penyebab terjadinya permasalahan.
Terjadinya permasalahan bisa disebabkan karena faktor risiko internal atau eksternal.
Faktor risiko internal adalah faktor-faktor risiko yang terjadi di dalam perusahaan atau proyek yang dapat dikontrol oleh manusia. Risiko - risiko seperti ini biasanya timbul karena masalah keuangan, organisasi, karyawan, lingkungan kerja, perubahan produk dan masalah-masalah lain di dalam perusahaan atau proyek yang tidak menunjang pencapaian yang diharapkan. Akibatnya, terjadilah penundaan waktu penyelesaian proyek, peningkatan biaya atau gangguan / interupsi pada arus kas.
Faktor risiko eksternal adalah faktor-faktor risiko di luar kontrol / kendali manusia, misalnya aktivitas di pasar uang / pasar modal, kebijakan di bidang perpajakan, perubahan lingkungan / alam (cuaca), dan lain-lain. Ketika risiko-risiko ini terjadi, yang paling penting adalah bagaimana menghadapinya.
• Analisa permasalahan, contoh bocornya informasi rahasia perusahaan, kecelakaan kerja, dan lain-lain

5.                   Langkah-langkah pengelolaan resiko:
1.Dikontrol (risk control)
Upaya-upaya yang dilakukan agar probabilitas terjadinya risiko yang diidentifikasi menjadi berkurang. Mengontrol resiko juga dimaksudkan untuk mengurangi dampak yang mungkin terjadi.
Upaya yang dilakukan untuk mengontrol resiko :
1.Membuat dan mengimplementasikan standar operasional prosedur (SOP) yang baik.
2.Melakukan pengontrolan secara serius terhadap kualitas produk dan proses.
3.Melengkapi area produksi dengan alat-alat keselamatan kerja dan termasuk mengintrodusir budaya sadar resiko kepada semua karyawan.

2.Ditransfer kepada pihak lain (risk transfer)
Upaya-upaya yang secara sadar dilakukan dengan memindahkan resiko yang kita hadapi terhadap pihak lain.
Cara ditransfer kepada pihak lain, misalnya :
1.Memindahkan resiko terjadinya kebakaran toko kepada perusahaan asuransi.
2.Untuk memindahkan resiko meningkatnya beban biaya tetap pegawai dapat dilakukan dengan kontrak outsourcing.
3.Untuk memindahkan resiko tingginya modal kerja kepada konsumen dapat dilakukan dengan meminta pembayaran di awal, atau memindahkan risiko tingginya biaya persediaan ke tangan supplier.
3.Dibiayai sendiri (risk retention)
Upaya-upaya mendanai dampak yang ditimbulkan oleh resiko.
Mendanai resiko :
1.Dengan menyiapkan dana cadangan (allowance) khusus untuk mendanai resiko, yang tentu akan membuat meningkatnya modal kerja.
2.Membiayai resiko tanpa dana cadangan akan menimbulkan resiko baru, yaitu terganggunya kegiatan bisnis yang telah direncanakan sebelumnya. Contoh, ada resiko kebakaran dari toko yang digunakan, maka bisa jadi dana yang seharusnya untuk ekspansi usaha akan terpakai untuk membiayai perbaikan toko tersebut, sehingga ekspansi gagal dilakukan.
4.Dihindari (risk avoidance)
Tindakan secara sadar untuk menghindari resiko yang dihadapi. Perlu diingat, sebagai wirausaha, terlalu sering melakukan penghindaran risiko bisa berdampak terhadap lambatnya pengembangan usaha, karena bisa jadi ada banyak kesempatan atau peluang yang terlewatkan.

Sumber :  http://www.managementfile.com/column.php?sub=86&id=2173&page=risk&awal=0
https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:H3LZlifYXgMJ:staff.uny.ac.id/sites/default/files/Bab%252004%2520berorientasi%2520pada%2520tindakan.ppt+&hl=en&pid=bl&srcid=ADGEESjkFAUdFoFQ4cUIGpML1K2fNLVrelav0eNyq0_2V6tlfPFNB1qAIYycfoLtrRwYVSXL8OUftvw8Bi2R2I0i4UoeCbtWP4UVVimh0QfaIWudvSYZVLweNsqfNvRYpR2nrFn9e9Y9&sig=AHIEtbQ7xEkUjAEXoLYUKr956HTgYqNeXA

Pola pikir


  1.  penting perubahan pola pikir
Dalam pengertian yang sederhana mind set adalah pola pikir seseorang yang mendasari perilaku atau tindakannya sehari-hari. Tindakan seseorang dalam kehidupan sehari-hari dibedakan dalam dua bagian, yaitu conscious dan unconscious. Conscious adalah sebuah tindakan yang dilakukan secara sadar sedangkan uconscious adalah kebalikan dari conscious. Conscious dikerjakan oleh alam sadar manusia dan unconcious oleh alam bawah sadar.
Mind set itu terbentuk karena ada tindakan atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang. Untuk melakukan perubahan mind set kita harus membentuk sebuah kebiasaan baru yang dilakukan secara kontinyu.
Setiap orang yang ingin berubah berarti ia harus mengganti mind setnya terlebih dulu. Mengganti mind set berarti berpindah dari satu mind set ke mind set yang lain. Hal ini sangat penting karena dengan demikian mengganti mindset dapat diartikan memasuki dunia atau permainan baru dengan segala aturan barunya. Tergantung individu akan membawa kemana ? ke arah positif ataupun negatif.
Tidak semua orang dapat mengubah mind set karena perubahan mind set dipengaruhi beberapa faktor anta lain : emosi (mentality), pendidikan dan pengalaman.
Contoh :
- Gus Dur mengedepankan Pluralisme agar tercapai satu kesatuan bangsa dan negara. terlihat sederhana, tetapi sebenarnya tidak, karena hal itu berbenturan dengan mind set sebagian komunitas yang terbentuk kaku, walau sebagian lain menerima hal itu dgn terbuka.
Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa merubah mind set itu tidak mudah. Karena selalu ada pertententangan. Apalagi yang menyangkut tentang kehidupan masyarakat/komunitas tertentu, pastinya ada pro dan kontra.
  pola pikir wirausaha 
Dalam berwirausaha, seseorang akan memulai dari usaha kecil, yaitu usaha yang dirilis sendiri, yang kemudian berkembang ke dalam usaha keluarga yang berlanjut menuju sebuah  usaha berskala kecil, lalu menjadi medium interprise scale dan perusahaan besar, untuk membuat sebuah perusahaan yang besar, bukan hal yang mudah, untuk menjadikan semuanya kenyataan kita memerlukan kerja keras yang sangat berat.
Menurut Neal Thornberry, Pola pikir wirausaha melibatkan 10 kualitas, sebagai berikut (yang akan coba dikupas lebih dalam oleh penulis)
1. Memiliki Locus of Control internal
Locus of Control (lokus kendali) adalah istilah untuk menggambarkan bagaimana seseorang berpikir tentang kendali hidupnya. Seseorang yang memiliki kendali eksternal, adalah mereka yang merasa bahwa hidupnya dikendalikan oleh faktor-faktor diluar dirinya, seperti cuaca, kebijakan pemerintah, keluarga, pacar, peraturan kantor dan lain-lain. Sehingga mereka hanya punya sedikit sekali punya kontrol terhadap kehidupannya. Mereka cenderung pasrah, dan mengikuti ‘kehendak’ di luar dirinya. Sebagai contoh “wah hujan nih, mau gimana lagi, sudah pasti kita tidak bisa belajar dengan konsentrasi, habis hujan..” dan sebagainya. Intinya, hidup mereka dikendalikan oleh daya-daya diluar dirinya, dan mereka meyakini bahwa tidak banyak yang mampu dilakukan untuk mengatasinya. Sebaliknya kendali internal (internal locus of control) adalah pemikiran bahwa kita adalah pusat kendali. Cuaca boleh hujan, namun kita tetap punya kontrol penuh untuk membuat hati kita sedih/senang karena adanya hujan tersebut. Seorang wirausaha, diyakini memiliki kendali internal tersebut. Mereka yakin bahwa dirinyalah pusat kendali, bukan atasan, cuaca, kebijakan pemerintah dll.
2. Memiliki toleransi untuk ambiguitas
Beberapa ahli sering mengatakan bahwa salah satu blok kreativitas adalah keenganan untuk berbeda, kemalasan untuk mencari yang tidak biasa dan ketidakbersediaan untuk bermain-main dengan sesuatu yang menurut orang kebanyakan ganjil. Sebaliknya, seorang wirausaha memiliki toleransi untuk berbuat berbeda dan melanggar hal-hal yang dianggap pakem. Sebagai contoh: pakem yang umum buat mereka yang ingin membuka restoran adalah; bukalah di tempat yang ramai. Namun demikian, saat ini sudah sangat banyak contohnya dimana restoran yang dibuka di tempat terpencil (jauh diatas gunung, di pulau, di tengah sawah, dll) justru diserbu oleh pelanggannya.
3. Kesediaan untuk mengaji orang yang lebih cerdas dari dirinya. Seorang wirausaha sejati sangat mengenal dirinya, dan ia menyadari bahwa dirinya bukanlah dewa. Ia sangat sadar akan kelebihan dan potensi, dan juga terkait hal-hal yang kurang dikuasainya. Oleh karena itu, mereka selalu siap untuk berbagi pikiran dan wawasan, serta mengisi kekosongan-kekosongan dalam usahanya. Sebagai contoh, beberapa orang mahasiswa yang membuka bisnis cuci motor, sangat sadar akan keterbatasannya dengan cairan kimia sabun. Oleh karena itu, mereka ikhlas bekerja sama dengan mahasiswa kimia/farmasi untuk menghasilkan formula sabun yang tidak panas ditangan, wangi dan tahan lama bersihnya. Satu hal adalah bahwa, mereka tidak pernah takut tersaingi. Sebaliknya, mereka sangat sadar bahwa sinergitas akan menghasilkan jauh lebih banyak dari yang dapat dibayangkan. Sinergi bukanlah satu ditambah satu sama dengan dua, namun satu ditambah satu bisa menjadi tiga, tujuh atau bahkan sebelas.
4. Konsistensi untuk selalu berkreativitas, membangun dan mengubah berbagai hal. Begitu seseorang berkecimpung dalam dunia wirausaha, maka seyogianya ia harus siap berenang dalam kreativitas. Hal ini sangat bisa dimaklumi,mengingat beberapa peluang bisnis, terutama yang pintu (entrance) untuk memulainya tidak sulit untuk dibuka (tidak butuh keterampilan khusus, tidak butuh modal besar dll), akan sangat mudah dipenuhi oleh para pemula (start-up). Sehingga yang tadinya bisnis baru tersebut berada di lautan biru (blue ocean) dalam waktu singkat ia harus berdarah-darah di lautan mera (red ocean) karena ratusan pesaingnya saling berebutan kue. Lalu bagaimana caranya bertahan dalam lautan darah seperti itu? Satu hal, yaitu konsistensi untuk selalu berkreativitas. Perusahaan waralaba ayam KFC, adalah contoh yang bisnis yang memiliki konsistensi untuk selalu berkreativitas. Hampir setiap bulan mereka selalu mengeluarkan paket-paket baru, seperti paket hemat plus CD musik, burger dengan harga terjangkau, paket ulang tahun, paket porsi anak-anak plus mainan anak (biasanya tokoh film kartun tertentu), interior ruangan yang selalu update dan dilengkapi taman bermain mini dll. Belum ditambah jika memasuki bulan ramadhan, maka KFC dengan kreativitasnya yang tinggi, akan meluncurkan paket sahur, paket berbuka, paket berdua dll. Dengan itu semua, daya tahan sebuah bisnis terhadap persaingan menjadi semakin kuat. Ia tidak akan mudah runtuh terhadap serbuan kompetitor yang semakin dasyhat.
5. Dorongan yang kuat untuk peluang dan kesempatan
Mata seorang wirausaha, adalah seperti mata elang. Mereka selalu awas terhadap peluang-peluang baru. Mereka –dengan kemampuan intuisinya yang selalu ditempa- mampu membaca trend jaman. Salah satu contoh kepekaan ini adalah apa yang dilakukan oleh Trans Corp dengan Proyek Trans Studionya. Mereka melihat kesempatan yang besar pada bisnis hiburan di Bandung Ibukota Jawa Barat. Jumlah penduduk yang berjumlah kurang lebih 40 juta ditambah penghuni Jabodetabek yang sekitar 20 juta, menjadi alasan yang sangat kuat untuk mendirikan kawasan terpadu yang sarat hiburan kelas dunia untuk keluarga. Inilah mata elang wirausaha. Mereka mampu melihat peluang dan berani mengambil tindakan untuk menangkapnya.
6. Rasa urgenitas yang tinggi. Para tokoh bisnis sering mengatakan pameo ini “inovasi atau mati”. Apa artinya? Artinya adalah bahwa inovasi sudah merupakan sesuatu harga mati, ini adalah sesuatu yang urgen dan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Mengapa? Karena kompetitor begitu banyak dan pasar sangat haus terhadap inovasi baru. Mari kita lihat trend pasar telepon selular. Inovasi yang terjadi disini dapat dikatakan hampir terjadi setiap hari. Jika kita membaca surat kabar, maka sangat mudah ditemukan iklan yang mengabarkan teknologi terbaru dari sebuah telepon selular. Inilah bentuk dari urgenitas yang sangat tinggi. Para pelaku alat telekomunikasi canggih tersebut sangat paham, bahwa lengah satu langkah dapat berarti ancaman kebangkurtan (ditinggalkan pelanggannya).
7. Perseverance. Mereka menjaga dan memelihara idenya untuk kemudian diwujudkan. Beberapa orang hanya berhenti pada level menemukan ide baru. Namun, para wirausahawan sejati, mereka memelihara, mengembangkan dan berusaha mewujudkan ide tersebut. Nurfitira Khoirunnisa adalah contoh yang baik untuk menjelaskan karakter ini. Ia memiliki ide untuk membuat penghapus elektrik gara-gara badannya yang kurang tinggi, sehingga tidak dapat menjangkau seluruh bagian papan tulis di sekolahnya. Berkaca dari situasi itu, ia dan rekannya kemudian berusaha menciptakan penghapus elektrik. Inilah contoh preserverasi, yaitu usaha untuk menemukan ide baru kemudian berusaha mematangkan dan mewujudkannya.
8. Resilience (ketahanan). Wirausaha yang tangguh memiliki sikap seperti boneka anak-anak yang jika dipukul selalu kembali ke posisi semula. Inilah kewirausahaan yang sesungguhnya. Tidak ada satupun usaha yang tanpa penghalang dan tanpa hambatan. Namun, daya tahan ini akan mengembalikan kita kembali ke posisi semula. Sudah terlalu banyak para pelaku usaha mental dan jatuh diterjang angin. Namun tidak terlalu banyak yang kemudian dapat kembali ke posisi semula. Inilah sikap ketahanan yang perlu dimiliki setiap kita yang sadar bahwa hidup adalah perjuangan, dan perjuangan selalu memerlukan kekuatan untuk bangkit setelah jatuh dan bangun setelah terjerembab oleh kerasnya kehidupan.
9. Optimis. Optimis, secara sederhana dapat diartikan sebagai lompatan dari satu aktivita ke aktivitas lain, tanpa kehilangan antusiasme. Optimis adalah juga bentuk keyakinan bahwa tujuan akan tercapai dan target akan terpenuhi dengan kekuatan sendiri. Mungkin para pembaca mengenal sosok Jerry Aurum, seorang fotographer ternama. Ia adalah contoh seorang wirausaha yang sangat optimis dan yakin dengan kapabilitas yang dimilikinya. Saat ini, berbagai institusi, dan perusahaan besar di Indonesia sudah menggunakan jasanya. Optimisnya antara lain dibuktikan dengan kegigihannya dalam memulai usaha fotographinya. Ia mengirimkan 500 eksemplar kalender ke berbagai perusahaan di Indonesia yang berisi foto-foto hasil karyanya. Dengan rasa optimisnya, ia beranggapan bahwa minimal pasti ada satu dua perusahaan yang akan menggunakan jasanya. Hal itu kemudian terbukti, dan akhirnya berbagai tingkatan klien berlomba-lomba menggunakan jasanya.
10. Rasa humor tentang diri sendiri. Ini adalah bentuk rasa besar hati. Kemampuan mentertawakan diri sendiri adalah salah bentuk kapabilitas untuk mengkoreksi dan bahkan mengkritik diri sendiri. Ini adalah sebuah rasa legowo untuk tidak menilai diri sendiri sudah mencapai prestasi yang optimal. Sebaliknya sikap ini mendorong kita untuk selalu melihat hal-hal belum maksimal dan punya potensi untuk dikembangkan. Rasa humor terhadap diri sendiri, juga akan mampu memacu kreativitas dalam diri untuk selalu mencari sisi-sisi yang belum tereksplorasi.
Hampir senada dengan penjelasan dimuka, Rita dan Ian menjelaskan tentang Pola pikir wirausaha (Entrepreneurial Mindset) sebagai berikut:
1.      Mereka, secara bersemangat, selalu mencari peluang-peluang baru.
2.      Mengeksplor berbagai kesempatan dengan pendekatan/disiplin yang tidak biasa
3.      Mereka secara efektif hanya mengeksplor peluang terbaik dan menjauhi berlelah-lelah dengan mengejar setiap kesempatan
4.      Mereka fokus pada eksekusi, terutama eksekusi yang adaptif.
5.      Mereka menyatukan energi setiap orang dalam domain mereka
  tentang teori kecerdasan finansial 
kecerdasan finansial bisa dipelajari, bisa diasah terus, dan ia akan cepat usang. Kecerdasan finansial sesungguhnya berfokus pada manusia “ It’s not about money, it’s about people”. Apakah kecerdasan finansial semata-mata berfokus pada uang ? Tidak. Uang bukanlah segalanya, kita bekerja bukan semata-mata demi mendapatkan uang. Uang adalah konsekuensi. Uang bukan tujuan. Uang adalah sarana mencapai tujuan. Sedangkan bekerja adalah menciptakan nilai tambah yang bermanfaat bagi semua pihak. Dimanapun anda bekerja, pasti ada sistem di mana uang diciptakan. Nah pelajari sistem itu, agar kelak anda tidak mencari uang, tetapi menciptakan uang.

Menjadi kaya dan bebas secara finansial merupakan perjalanan panjang tak kenal henti. Tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya. Anda harus memelihara antusiasme dalan jangka panjang. Jangan pernah kehilangan gairah. Mengasah kecerdasan finansial membutuhkan kesenangan belajar terus menerus. Selalu menggali hal-hal baru, cara baru, mencari tahu tentang fenomena baru “ teruslah berfikir mengenai cara anda berfikir”. Kecerdasan finansial bukanlah berapa aset yang telah anda akumulasi, melainkan seberapa canggih cara yang anda temukan, sistem yang anda bangun, dan pola berfikir yang anda terapkan.

 kreatif dan inovatif
Definisi kreatif menurut para ahli :
* George J. Seidel
   Kemampuan untuk menghubungkan dan mengaitkan, kadang-kadang dengan cara yang ganjil, namun mengesankan, dan ini merupakan dasar pendayagunaan kreatif dari daya rohani manusia dalam bidang atau lapangan manapun.

*  Jaques Hadamard
    Penggabungan ide-ide.

    Jadi, dapat disimpulkan bahwa Kreativitas adalah kemampuan melakukan kombinasi sumber daya yang menghasilkan barang atau jasa yang sifatnya baru, bermanfaat , dan dapat memenuhi kebutuhan manusia.
Inovatif : Usaha seseorang—dengan mendayagunakan pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan, dan individu yang mengelilinginya—dalam menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri ataupun lingkungannya.
   Kreativitas yang didukung Inovasi akan mampu memecahkan berbagai persoalan, termasuk persoalan ekonomi.
  Cara mengukur potensi kreatif !
Menurut Prof. Dr. Sukarni Catur Utami Munandar, Dipl. Psych., untuk menjadi individu kreatif, dibutuhkan kemampuan berpikir yang mengalir lancar, bebas, dan ide yang orisinal yang didapat dari alam pikirannya sendiri. Berpikir kreatif juga menuntut yang bersangkutan memiliki banyak gagasan. Agar anak bisa berpikir kreatif, ia haruslah bisa bersikap terbuka dan fleksibel dalam mengemukakan gagasan. Makin banyak ide yang dicetuskannya menandakan makin kreatif si anak.
Untuk mengetahui sejauh mana tingkat kreativitas seorang anak, pakar pendidikan ini berupaya mengembangkan Tes Kreativitas Verbal dan Figural. Tes kreativitas verbal dilakukan pada anak berusia minimal 10 tahun karena dianggap sudah lancar menulis dan kemampuan berbahasanya pun sudah berkembang. Sedangkan tes kreativitas figural dilakukan terhadap anak mulai usia 5 tahun.
Adapun unsur penilaian berfikir keratif adalah sebagai berikut:
  1. Fleksibel. Anak mampu memberikan jawaban yang berbeda-beda. Untuk gambar lingkaran, contohnya, anak mengasosiasikannya sebagai piring, bulan, bola, telur dadar dan sebagainya. Anak juga diminta untuk membuat sebanyak mungkin objek mati maupun hidup pada gambar lingkaran tadi. Namun, tes kreativitas ini bukan dimaksudkan sebagai tes menggambar, melainkan sebagai tes gagasan, sehingga unsur "keindahan" tidak diprioritaskan. 
  2. Orisinalitas. Anak mampu memberikan jawaban yang jarang/langka dan berbeda dengan jawaban anak lain pada umumnya. Dari bentuk lingkaran yang sama, contohnya, anak mahir menggambarkannya sebagai wajah orang.
3.    Elaborasi. Anak mampu memberikan jawaban secara rinci sekaligus mampu memperkaya dan mengembangkan jawaban tersebut. Dia bisa melengkapi gambar wajah tersebut dengan mata, hidung, bibir, telinga, leher, rambut sampai aksesoris semisal kalung dan jepit rambut. Makin detail ornamen atau organ-organ yang digambarkannya, berarti mencirikan ia anak yang kreatif. "Jadi, anak yang kreatif tak sekadar mengemukakan ide, tapi juga dapat mengembangkan gagasan yang dilontarkannya," tandas Utami.
Untuk tes kreativitas figural, ada enam topik pertanyaan yang diajukan, yaitu :
  1. Tes Permulaan Kata. Misalnya kepada anak diberikan huruf "k" dan "a". Kemudian ia diminta untuk membentuk sebanyak mungkin kata yang bisa dibentuk dari kedua huruf tadi. Umpamanya anak menjawab "kami", "kapal", "karung" dan sebagainya. 
  2. Tes Membentuk Kata. Kepada anak diberikan kata tertentu, semisal "proklamasi". Nah, berdasarkan kata tersebut anak diminta membentuk kata-kata lain sebanyak mungkin. Umpamanya anak akan menjawab "kolam", "lama", "silam" dan lain-lain. 
  3. Tes Kalimat 3 Kata. Misalnya kepada anak diberi tiga huruf, yakni "a", "m", dan "p". Lalu mintalah ia menyusun sebanyak mungkin kalimat-kalimat yang diawali dari huruf-huruf yang diberikan tadi, dengan urutan yang boleh diubah-ubah. Umpamanya, jawabanya adalah "Ani makan pisang" atau "Mana payung Anton". 
  4. Tes Kesamaan Sifat. Misalnya anak mendapat soal mengenai sifat bulat dan keras. Anak dimita untuk memikirkan dan menyebutkan sebanyak mungkin benda-benda yang memiliki sifat/ciri-ciri tersebut. Jawabannya mungkin adalah bola tenis, kelereng, roda kursi, dan sebagainya. 
  5. Tes Penggunaan Tak Lazim. Contohnya, anak akan diberi benda yang ditemuinya sehari-hari. Akan tetapi, ia justru diminta untuk membuat sesuatu yang tak biasa dengan benda tersebut. Umpamanya, ketika anak diberi surat kabar, ia menggunakannya untuk membuat kapal-kapalan, topi, bola, dan sebagainya, bukan sebagai bahan bacaan. 
  6. Tes Sebab-Akibat. Anak mendapat pertanyaan mengenai situasi tertentu yang dalam keadaan nyata tak pernah terjadi. Nah, mintalah anak untuk menjawab apa kira-kira akibatnya bila situasi tersebut betul-betul terjadi. Dalam hal ini, anak dituntut untuk bebas berimajinasi. Contohnya adalah pertanyaan, "Apa jadinya bila semua orang di dunia ini pandai?" atau, "Apa akibatnya jika setiap orang bisa mengetahui pikiranmu?"
Menurut Utami, setiap tes tersebut terdiri dari 4 soal. Untuk tes pertama dan kedua, setiap soal harus dijawab dalam waktu 2 menit. Sedangkan untuk tes ketiga, diberikan waktu 3 menit untuk setiap soal, sementara untuk tes berikutnya per soal diberi durasi 4 menit.
Hasil akhir tes kreativitas ini sama halnya dengan tes IQ, yakni berupa skor. Anak yang mencapai skor 90-110 berarti tingkat kreativitasnya rata-rata, skor di bawah 80 dikategorikan sangat lamban, sedangkan yang mampu mencapai skor 130 ke atas tergolong sangat unggul.
Namun dari pengalaman Utami selama ini, hanya sedikit anak yang bisa mencapai skor kreativitas yang tinggi. Kebanyakan berada pada kisaran skor 90-100. Sebaliknya, banyak sekali anak yang bisa mencapai skor tinggi untuk tes IQ. Menurutnya, "Hal ini disebabkan berpikir kreatif kurang dirangsang, sehingga anak tak terbiasa berpikir bermacam-macam arah."
Selain pengukuran kreativitas yang sudah disebutkan, ada juga pengukuran skala sikap kreatif yang lebih menyangkut pada segi afektif. Menurut Utami, dari berbagai penelitian ternyata kemampuan berpikir kreatif belumlah cukup jika tanpa disertai sikap kreatif. Tanpa sikap kreatif ini katanya produk kreatif pun takkan terwujud. Jadi, berpikir kreatif itu sendiri harus disertai ciri-ciri sikap kreatif sebagai berikut:
  1. Terbuka terhadap pengalaman baru, 
  2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, 
  3. Tidak takut melakukan kesalahan ketika mengemukakan ide, 
  4. Imajinatif, dan 
  5. Berani mengambil risiko terhadap langkah yang diambil.

Berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan diatas, silahkan menjawab pertanyaan berikut ini:
  •  Cara meningkatkan kreativitas

Langkah meningkatkan kreatifitas.
  • Ubahlah cara berpikir Anda dari negatif ke positif. Semakin positif cara berpikir Anda, membuat Anda semakin percaya diri dan optimis dalam menghadapi permasalahan. Selanjutnya Anda akan semakin kreatif dalam mencari solusi segala permasalahan Anda.
  • Tulislah secara detail mengenai situasi kesulitan yang Anda hadapi, Tulislah segala hal yang berkaitan dengan tantangan Anda, Apa yang menjadi penyebab Anda tertekan? Apa yang Anda kuatirkan? Ini bukan berarti berpikir negatif, tapi untuk mencari jalan keluar dari permasalahan tersebut.
  • Selalu bertanya, Berlatihlah juga untuk menjawab sebuah permasalahan atau pertanyaan dari sudut pandang yang berbeda. Misalnya bisnis Anda sedang menurun, kenapa menurun? mengapa penjualannya menurun? apa karena semakin banyak kompetitor? Dengan semakin banyak pertanyaan yang dapat Anda buat, maka Anda akan terpacu untuk semakin kreatif mencari solusinya.
  • Anda harus Take Action (Bertindak), Bertindaklah, sibukkanlah diri, dan terus bergerak. Tentukan Prioritas Tujuan. Semakin cepat dan semakin jelas tujuan, semakin kreatif diri dalam mencapai tujuan.
  • Mencari Sudut Pandang Lain. Salah satu latihan untuk mengasah kreatifitas adalah dengan mencoba memandang sesuatu dari perspektif lain yang sama sekali baru. Misalnya : ambil sebuah pensil, lalu pikirkanlan dan tuliskanlah sebanyak mungkin ide anda terhadap kegunaan pinsil tersebut – selain untuk menulis – misalnya sebagai tusuk konde, sumpit makan, dsb.
  • Menciptakan Sesuatu. Salah satu kegiatan yang menuntut tingkat kreatifitas tinggi adalah menciptakan karya seni. Untuk itu cobalah untuk menciptakan sesuatu yang bisa digolongkan kepada sebuah karya seni. Cobalah untuk membuat barang-barang seni dari benda-benda di sekitar Anda. Tekankanlah pada prosesnya, bukan pada hasilnya.
  • Cari Informasi Sebanyak-Banyaknya. Salah satu kunci kreatifitas adalah penguasan informasi. Contoh, jika Anda ingin menggambar dengan warna hijau namun cat hijau Anda habis, informasi tentang warna biru dicampur kuning akan menjadi hijau tentu akan sangat bermanfaat.
  • Disiplin. Kata Disiplin disini lebih ke arah disiplin pada diri Anda sendiri.Paksa diri Anda untuk menyelesaikan proses melatih kreatifitas Anda. Lakukan dengan target tertentu.
  • Tidur saja, Renungkan masalah yang Anda hadapi dengan segala aspeknya untuk beberapa waktu kemudian singkirkan semuanya dari pikiran Anda. Tidurlah yang nyenyak. Alam bawah sadar terus bekerja dan seringkali Anda akan bangun di keesokan harinya dengan ide yang hebat.
  • Bicarakan dengan seseorang yang tidak berkaitan sama sekali dengan situasi tersebut, Biasanya mereka akan menanyakan pertanyaan mendasar atau memberikan saran yang terdengar bodoh namun mengarah kepada ide bagus. Bagaimanapun juga dua kepala lebih baik daripada satu, jadi cobalah untuk membicarakannya dengan pihak luar.
  • Ambil suatu benda ( apapun ) dan katakana kepada diri Anda, Barang ini mengandung kunci jalan keluar terhadap permasalahan yang saya hadapi. Kemudian paksakan untuk menemukan beberapa ide. Coba lakukan hal ini terus menerus dengan beberapa benda yang berbeda dan Anda akan memiliki pilihan ide radikal dan inovatif.
  • Bayangkan solusi ideal di dunia ini dimana tidak ada batasan sama sekali Sebagai contoh Anda dapat menggunakan cara apapun yang diinginkan. Sekarang tantang kondisi ideal itu dengan menghadapi segala masalah yang dapat merintangi Anda dalam mencapai tujuan.
  • Gambarkan situasi permasalahan dalam bentuk karton yang menggambarkan orang - orang yang terlibat serta masalah - masalahnya. Gantungkan di dinding dan bayangkan bagaimana ceritanya berkembang. Kebanyakan otak manusia bekerja dengan lebih baik dengan gambar dibandingkan dengan kata-kata / angka. Jadi cara ini dapat membawa kita kepada suatu ide yang fantastis.
  • Capturing. Jangan biarkan satupun ide anda lewat begitu saja, betapapun anda merasa ide itu tidak terlalu istimewa. Segera catat ide anda di ponsel, notes, atau apapun yang bisa ditulis di dekat anda begitu terpikirkan. Seringkali ide-ide brilian muncul sesaat sebelum atau sesudah tidur. Luangkan waktu khusus di pagi hari, untuk mengumpulkan ide-ide anda.
  • Surrounding. Ide –ide  kreatif adalah hasil dari interaksi kita dengan lingkungan. Karena itu, lingkungan fisik dan sosial anda pun sebisa mungkin harus penuh dengan kreativitas pula. Perbanyak pergaulan dengan orang - orang yang latar belakang, kepribadian, atau minatnya jauh berbeda dengan anda. Ubahlah tata kamar anda, cat dindingnya dengan warna baru.
  • Challenging. Kreativitas seringkali muncul mendadak saat menghadapi hambatan atau rintangan. Menantang diri sendiri dengan mencoba menyelesaikan permasalahan yang sulit bisa membantu mengeluarkan ide-ide kreatif yang selama ini tidak terpikirkan oleh anda.
  • Broadening. Sangat penting bagi seseorang yang kreatif untuk memiliki wawasan yang luas. Jangan sungkan untuk mempelajari hal-hal baru yang mungkin tidak berhubungan dengan pekerjaan atau pendidikan anda.
  • Jangan biarkan kritik menghalangi kreativitas anda. Kritik dapat anda gunakan sebagai masukan untuk memperbaiki ide atau mengganti satu ide dengan ide yang lain, tapi jangan pernah menganggap kritik sebagai larangan untuk mengumpulkan atau mengungkapkan ide anda. Criticism should make you more creative, not less.
  • Hadapi ketakutan gagal. Orang - orang kreatif adalah mereka yang gagal ratusan kali. Tapi mereka mengambil pelajaran dari kegagalan itu sebagai peluang untuk mencoba lagi dengan cara yg berbeda dan mungkin lebih baik. Kegagalanlah yang secara langsung menyebabkan kreatifitas.



http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20091230183026AAG2k9Z

Rabu, 06 Februari 2013

Kewirausahaan


1.                 Kewirausahaan ( entrepreneurship ) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959)  : kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.  Technopreneurship merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan tekhnologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi badan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Tahap-Tahap Kewirausahaan :

- Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

- Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

- Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

- Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

              Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan  dan positif merupakan    sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar  wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:

No
Ciri-Ciri
Watak
1
Percaya diri dan optimis
Memiliki kepercayaan diri kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
2
Berorientasikan pada tugas dan hasil
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3
Pengambil resiko
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4
Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
5
Keorisinilan
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6
Berorientasi ke masa depan
Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.
7
Jujur dan tekun
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
  1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
  2. Lebih memilih risiko yang moderat.
  3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
  4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
  5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
  6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
  7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
  8. Selalu menilai prestasi dengan uang.


             Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

             Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, Diantaranya memiliki ciri-ciri :

·         Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
·         Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring
·         Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

Tipe – tipe wirausaha :
ü  Penasehat (Advisor).
Kebanyakan konsultan dipercayai banyak orang karena pendidikan dan pengalaman yang mereka peroleh seperti di bidang konsultan keuangan. Di bidang ini, konsultan mendapat uang dari jasa mereka memberikan saran atau pun mencarikan solusi bagi klien-klien mereka.

ü  Organisator
Contoh usaha tipe ini adalah event organizer dimana anda harus memaintain ataupun me-manage jalannya sebuah usaha.

ü  Creator
Tipe yang ini adalah tipe pembangun bisnis dimana memerlukan kreativitas anda untuk mampu membuat barang atau jasa baru yang sebelumnya belum ada.

ü  Care Taker
Pengusaha yang bergerak di bidang perkebunanan adalah salah satu contoh dimana anda harus mampu sebuah bisnis dan di perlukan sikap yang sabar, tekun, dan konsisten.

ü  Communicator.
Tipe ini adalah anda yang mampu memberikan informasi yang menjadi demand seperti bidang sales.

ü  Entertainer
Tipe ini adalah tipe entrepreneur yang mampu membuat atau menambah pengalaman positif bagi orang lain misalnya : aktor dan penyanyi.

ü  Investor
Tipe ini adalah tipe entrepreneur yang di bidang saham atau property yang mampu membuat uang mereka bekerja.

ü  Seller
Tipe ini memiliki keahlian dalam menjual apapun mau itu jasa atau barang misalnya asuransi.

ü  Engineer / Technology
Tipe ini adalah pengusaha yang memiliki keahlian di bidang teknik, misalnya bidang otomotif.

     Wirausaha berbasis teknologi informasi disebut  juga Teknopreneur yang merupakan gabungan dari TEKNOLOGI (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan KEWIRAUSAHAAN (seseorang/unit yang mampu bekerja sendiri untuk mendatangkan keuntungan melalui proses bisnis/usaha).

Wirausaha bidang TI di beberapa wilayah di dunia (Sillicon Valley – Amerika Serikat dan Bangalore – India).
·         Sillicon valley – Amerika Serikat :
Sillicon valley adalah julukan bagi daerah selatan dari San Francisco Bay Area ,California        Amerika Serikat . Julukan ini diraih karena daerah ini memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer  dan semikonduktor .  Daerahnya termasuk San Jose , Santa Clara , Sunnyvale , Palo Alto , dll.
Perusahaan-perusahaan yang sekarang menghuni Lembah Silikon, di antara lain adalah: Adobe Systems , Apple Computer , Cisco Systems , eBay , Google , Hewlett-Packard , Intel , dan Yahoo! .
Di Silicon Valley-lah diciptakan rangkaian terpadu berbasis silikon , mikroprosesor , salah satu teknologi kunci bagi revolusi teknologi industri.
Dari data – data di atas tidak dapat dipungkiri bahwa wirausaha di bidang TI sangat maju dan dapat dikatakan technopreneurship di dunia telah dikuasai Sillicon Valley Amerika Serikat.
·         Bangalore – India
Para pakar IT yang telah sukses di luar negeri kemudian kembali ke India untuk berinvestasi dan berupaya untuk memajukan negaranya sendiri melalui orang-orang muda berbakat yang banyak ditemui di perguruan-perguruan tinggi India. Hal ini sangat memicu para pemuda di India untuk kemudian berlomba-lomba memasuki perguruan tinggi di bidang teknologi.
Bangalore dikatakan IT City karena perusahaan IT India terbesar bermukim disini. Antara lain Infosys, Wipro dan HCL. Banyak perusahaan raksasa dunia menggunakan jasa IT dari perusahaan tersebut maka tidak heran jika orang asing banyak bertaburan disini. Bahkan perusahaan raksasa tersebut mulai melebarkan sayapnya ke bagian design aerospace dan hardware lainnya tidak lagi hanya menawarkan jasa IT saja. Selain itu perusahaan IT, Amerika pun mempunyai kantor di Bangalore antara lain Google,Yahoo, IBM, HP,Oracle, Cisco, Microsoft, dll. Dengan adanya perusahaan IT yang ada di India jelas dapat disimpulkan bahwa perkembangan wirausaha di Bangalore maju. Hal ini dapat dikarenakan ekonomi, kultur, dan pemerintah yang ada di India berbeda dengan di Indonesia.


       Pertumbuhan technopreneur di Indonesia cukup pesat, ditandai dengan berbagai usaha yang dirintis melalui media teknologi, terutama melalui media internet. Berbagai usaha yang dulunya dilakukan secara konvensional, melalui pertukaran dokumen cetak, tatap muka dan lain sebagainya, kini dengan mudah dapat dilakukan melalui internet.

Sebagai contoh, iklan baris yang dulunya ditayangkan di koran atau yellow pages, dimana masyarakat yang ingin mendapatkan informasi harus memiliki yellow pages atau membeli koran terlebih dahulu. Cara ini diubah oleh PT Technopreneur Indonesia (PT.TI), dimana mereka melakukan inovasi dalam penyediaan layanan informasi online di Indonesia, mulai dari produk iklan baris mobil, iklan baris rumah, kontak jodoh, hingga informasi produk & bisnis (PT. Technopreneur Indonesia, 2012). Selain itu, berita juga dengan mudah dapat diakses melalui situs yang ada, seperti detik.com dan kapanlagi.com. Proses bisnis yang dilakukan oleh PT.TI dan detik.com telah memaksa organisasi penghasil koran fisik untuk berubah. Sebagai contoh, Jawa Pos, Kompas, Republika dan sebagainya saat ini juga menyediakan koran online, sebagai usaha untuk memperluas pasarnya ke masyarakat yang melek teknologi.Inovasi juga dilakukan oleh Bhinneka.com, balikomp.net dan enterkomputer.com, dimana organisasi-organisasi ini menyediakan penjualan peralatan computer secara online, sehingga orang yang membutuhkan peripheral yang berhubungan dengan computer, kamera, dan lainnya tidak harus datang ke toko secara fisik. Cara penjualan melalui internet ini telah mengubah cara sebagian orang dalam berbelanja.Ditambah lagi munculnya nama seperti Onno W Purbo sebagai pakar TI, juga banyaknya komunitas hacker dan komunitas Open Source merupakan perkembangan yang cukup menggembirakan.Namun perkembangan technopreneurship di Indonesia masih kalah dengan negara adidaya seperti Amerika serikat, India dan negara Eropa yang di dukung oleh ekonomi, kultur, dan pemerintah, di Indonesia, orang-orang yang mempunyai talent ‘terpaksa’ keluar negeri karena lingkungan yang kurang supportif. Budaya kerja yang tidak sehat di Indonesia seperti saling sirik, budaya KKN yang bertentangan dengan IT entrepreneurship dan engineering, Pemerintahan juga kurang mendukung maksimal.


Daftar Pustaka

Dr.Suryana M.Si.2006.Kewirausahaan.bandung.Penerbit Salemba Empat
www.investasionline.net/net/contoh-tipe-tipe-wirausaha.html Diunduh Pada tanggal 22 Januari 2013.
si.sobatbelajar.com Diunduh Pada tanggal 23 Januari 2013.