Rabu, 06 Februari 2013

Kewirausahaan


1.                 Kewirausahaan ( entrepreneurship ) adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan menurut Drucker (1959)  : kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang.  Technopreneurship merupakan proses dan pembentukan usaha baru yang melibatkan tekhnologi sebagai basisnya, dengan harapan bahwa penciptaan strategi badan inovasi yang tepat kelak bisa menempatkan teknologi sebagai salah satu faktor untuk pengembangan ekonomi nasional. Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenal dengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan. DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Tahap-Tahap Kewirausahaan :

- Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.

- Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.

- Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.

- Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

              Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada kemajuan  dan positif merupakan    sifat dan watak yang dibutuhkan oleh seorang wirausahawan agar  wirausahawan tersebut dapat maju/sukses. Gooffrey G. Meredith (1996; 5-6) mengemungkakan ciri-ciri dan watak kewirausahaan seperti berikut:

No
Ciri-Ciri
Watak
1
Percaya diri dan optimis
Memiliki kepercayaan diri kuat, ketidaktergantungan terhadap orang lain, dan individualistis.
2
Berorientasikan pada tugas dan hasil
Kebutuhan akan prestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
3
Pengambil resiko
Memiliki kemampuan mengambil resiko dan suka pada tantangan.
4
Kepemimpinan
Bertingkah laku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, suka terhadap kritik dan saran yang membangun.
5
Keorisinilan
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serta bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
6
Berorientasi ke masa depan
Persepsi dan memiliki cara pandang/ cara pikir yang berorientasi pada masa depan.
7
Jujur dan tekun
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 ) mengemungkakan delapan karakteristik yang meliputi :
  1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
  2. Lebih memilih risiko yang moderat.
  3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
  4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera
  5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
  6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa depan yang lebih baik .
  7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah
  8. Selalu menilai prestasi dengan uang.


             Wirausaha selalu komitmen dalam melakukan tugasnya sampai berhasil. Ia tidak setengah-setengah dalam melakukan pekerjaannya. Ia berani mengambil resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan artinya risiko yang di ambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi risiko yang didukung oleh komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang sampai ada hasil. Hasil-hasil ini harus nyata/jelas dan objektif dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya. Dengan semangat optimis yang tingggi karena ada hasil yang diperoleh, maka uang selalu dikelolah secara proaktif dan dipandang sebagai sumber daya.

             Dalam mencapai keberhasilannya, seorang wirausaha memiliki ciri-ciri tertentu pula. Dalam Enterpreneurship and Small Enterprise Development Report (1986) yang dikutip oleh M. Scarborough dan Thomas W. immerer 1993;5) dikemungkinan beberapa karakteristik kewirausahaan yang berhasil, Diantaranya memiliki ciri-ciri :

·         Proaktif, yaitu berinisiatif dan tegas
·         Berorientasi pada prestasi, yang tercermin dalam padangan dan bertindak terhadap peluang, orientasi efisiensi, mengutamakan kualitas pekerjaan, berencana, dan mengutamakan monitoring
·         Komitmen kepada orang lain, misalnya dalam mengadakan kontrak dan hubungan bisnis.

Tipe – tipe wirausaha :
ü  Penasehat (Advisor).
Kebanyakan konsultan dipercayai banyak orang karena pendidikan dan pengalaman yang mereka peroleh seperti di bidang konsultan keuangan. Di bidang ini, konsultan mendapat uang dari jasa mereka memberikan saran atau pun mencarikan solusi bagi klien-klien mereka.

ü  Organisator
Contoh usaha tipe ini adalah event organizer dimana anda harus memaintain ataupun me-manage jalannya sebuah usaha.

ü  Creator
Tipe yang ini adalah tipe pembangun bisnis dimana memerlukan kreativitas anda untuk mampu membuat barang atau jasa baru yang sebelumnya belum ada.

ü  Care Taker
Pengusaha yang bergerak di bidang perkebunanan adalah salah satu contoh dimana anda harus mampu sebuah bisnis dan di perlukan sikap yang sabar, tekun, dan konsisten.

ü  Communicator.
Tipe ini adalah anda yang mampu memberikan informasi yang menjadi demand seperti bidang sales.

ü  Entertainer
Tipe ini adalah tipe entrepreneur yang mampu membuat atau menambah pengalaman positif bagi orang lain misalnya : aktor dan penyanyi.

ü  Investor
Tipe ini adalah tipe entrepreneur yang di bidang saham atau property yang mampu membuat uang mereka bekerja.

ü  Seller
Tipe ini memiliki keahlian dalam menjual apapun mau itu jasa atau barang misalnya asuransi.

ü  Engineer / Technology
Tipe ini adalah pengusaha yang memiliki keahlian di bidang teknik, misalnya bidang otomotif.

     Wirausaha berbasis teknologi informasi disebut  juga Teknopreneur yang merupakan gabungan dari TEKNOLOGI (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi) dengan KEWIRAUSAHAAN (seseorang/unit yang mampu bekerja sendiri untuk mendatangkan keuntungan melalui proses bisnis/usaha).

Wirausaha bidang TI di beberapa wilayah di dunia (Sillicon Valley – Amerika Serikat dan Bangalore – India).
·         Sillicon valley – Amerika Serikat :
Sillicon valley adalah julukan bagi daerah selatan dari San Francisco Bay Area ,California        Amerika Serikat . Julukan ini diraih karena daerah ini memiliki banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang komputer  dan semikonduktor .  Daerahnya termasuk San Jose , Santa Clara , Sunnyvale , Palo Alto , dll.
Perusahaan-perusahaan yang sekarang menghuni Lembah Silikon, di antara lain adalah: Adobe Systems , Apple Computer , Cisco Systems , eBay , Google , Hewlett-Packard , Intel , dan Yahoo! .
Di Silicon Valley-lah diciptakan rangkaian terpadu berbasis silikon , mikroprosesor , salah satu teknologi kunci bagi revolusi teknologi industri.
Dari data – data di atas tidak dapat dipungkiri bahwa wirausaha di bidang TI sangat maju dan dapat dikatakan technopreneurship di dunia telah dikuasai Sillicon Valley Amerika Serikat.
·         Bangalore – India
Para pakar IT yang telah sukses di luar negeri kemudian kembali ke India untuk berinvestasi dan berupaya untuk memajukan negaranya sendiri melalui orang-orang muda berbakat yang banyak ditemui di perguruan-perguruan tinggi India. Hal ini sangat memicu para pemuda di India untuk kemudian berlomba-lomba memasuki perguruan tinggi di bidang teknologi.
Bangalore dikatakan IT City karena perusahaan IT India terbesar bermukim disini. Antara lain Infosys, Wipro dan HCL. Banyak perusahaan raksasa dunia menggunakan jasa IT dari perusahaan tersebut maka tidak heran jika orang asing banyak bertaburan disini. Bahkan perusahaan raksasa tersebut mulai melebarkan sayapnya ke bagian design aerospace dan hardware lainnya tidak lagi hanya menawarkan jasa IT saja. Selain itu perusahaan IT, Amerika pun mempunyai kantor di Bangalore antara lain Google,Yahoo, IBM, HP,Oracle, Cisco, Microsoft, dll. Dengan adanya perusahaan IT yang ada di India jelas dapat disimpulkan bahwa perkembangan wirausaha di Bangalore maju. Hal ini dapat dikarenakan ekonomi, kultur, dan pemerintah yang ada di India berbeda dengan di Indonesia.


       Pertumbuhan technopreneur di Indonesia cukup pesat, ditandai dengan berbagai usaha yang dirintis melalui media teknologi, terutama melalui media internet. Berbagai usaha yang dulunya dilakukan secara konvensional, melalui pertukaran dokumen cetak, tatap muka dan lain sebagainya, kini dengan mudah dapat dilakukan melalui internet.

Sebagai contoh, iklan baris yang dulunya ditayangkan di koran atau yellow pages, dimana masyarakat yang ingin mendapatkan informasi harus memiliki yellow pages atau membeli koran terlebih dahulu. Cara ini diubah oleh PT Technopreneur Indonesia (PT.TI), dimana mereka melakukan inovasi dalam penyediaan layanan informasi online di Indonesia, mulai dari produk iklan baris mobil, iklan baris rumah, kontak jodoh, hingga informasi produk & bisnis (PT. Technopreneur Indonesia, 2012). Selain itu, berita juga dengan mudah dapat diakses melalui situs yang ada, seperti detik.com dan kapanlagi.com. Proses bisnis yang dilakukan oleh PT.TI dan detik.com telah memaksa organisasi penghasil koran fisik untuk berubah. Sebagai contoh, Jawa Pos, Kompas, Republika dan sebagainya saat ini juga menyediakan koran online, sebagai usaha untuk memperluas pasarnya ke masyarakat yang melek teknologi.Inovasi juga dilakukan oleh Bhinneka.com, balikomp.net dan enterkomputer.com, dimana organisasi-organisasi ini menyediakan penjualan peralatan computer secara online, sehingga orang yang membutuhkan peripheral yang berhubungan dengan computer, kamera, dan lainnya tidak harus datang ke toko secara fisik. Cara penjualan melalui internet ini telah mengubah cara sebagian orang dalam berbelanja.Ditambah lagi munculnya nama seperti Onno W Purbo sebagai pakar TI, juga banyaknya komunitas hacker dan komunitas Open Source merupakan perkembangan yang cukup menggembirakan.Namun perkembangan technopreneurship di Indonesia masih kalah dengan negara adidaya seperti Amerika serikat, India dan negara Eropa yang di dukung oleh ekonomi, kultur, dan pemerintah, di Indonesia, orang-orang yang mempunyai talent ‘terpaksa’ keluar negeri karena lingkungan yang kurang supportif. Budaya kerja yang tidak sehat di Indonesia seperti saling sirik, budaya KKN yang bertentangan dengan IT entrepreneurship dan engineering, Pemerintahan juga kurang mendukung maksimal.


Daftar Pustaka

Dr.Suryana M.Si.2006.Kewirausahaan.bandung.Penerbit Salemba Empat
www.investasionline.net/net/contoh-tipe-tipe-wirausaha.html Diunduh Pada tanggal 22 Januari 2013.
si.sobatbelajar.com Diunduh Pada tanggal 23 Januari 2013.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar